1. Category Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat salah menerapkan kategori.
Contoh:
Banyak sarjana beranggapan bahwa Dra adalah gelar sarjana untuk wanita. Padahal, gelar dibuat tidak berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasar jenis ilmu pengetahuan. Misalnya, Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH),dll.
Kesalahan berlogika akibat salah menerapkan kategori.
Contoh:
Banyak sarjana beranggapan bahwa Dra adalah gelar sarjana untuk wanita. Padahal, gelar dibuat tidak berdasarkan jenis kelamin, melainkan berdasar jenis ilmu pengetahuan. Misalnya, Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH),dll.
2. Usage Logic Error:
Kesalahan penggunaan sesuatu (gelar sarjana) yang tidak pada tempatnya.
Contoh:
Banyak undangan pernikahan yang mencantumkan gelar sarjana calon pengantinnya. Padahal gelar sarjana harus digunakan untuk kegiatan yang ada hubungannya dengan kegiatan ilmiah atau profesi. Pernikahan bukanlah kegiatan ilmiah maupun profesi.
Kesalahan penggunaan sesuatu (gelar sarjana) yang tidak pada tempatnya.
Contoh:
Banyak undangan pernikahan yang mencantumkan gelar sarjana calon pengantinnya. Padahal gelar sarjana harus digunakan untuk kegiatan yang ada hubungannya dengan kegiatan ilmiah atau profesi. Pernikahan bukanlah kegiatan ilmiah maupun profesi.
3. Degree Logic Error:
Kesalahan berlogika di dalam pemakaian gelar sarjana.
Contoh:
Sesudah lulus S-1, lantas meneruskan ke jenjang S-2. Lantas, gelar S-1 dan S-2 nya dipakai semua. Padahal, gelar S-2 merupakan kelanjutan dari S-1. Seharusnya, S-2 saja yang dipakai. Ibaratnya di militer, kalau dari Letkol ya Kol (Kol-nya saja yang dipakai) dan bukan Letkol Kol.
Kesalahan berlogika di dalam pemakaian gelar sarjana.
Contoh:
Sesudah lulus S-1, lantas meneruskan ke jenjang S-2. Lantas, gelar S-1 dan S-2 nya dipakai semua. Padahal, gelar S-2 merupakan kelanjutan dari S-1. Seharusnya, S-2 saja yang dipakai. Ibaratnya di militer, kalau dari Letkol ya Kol (Kol-nya saja yang dipakai) dan bukan Letkol Kol.
4. Knowledge Logic Error
Kesalahan berlogika karena hal yang dibicarakan belum diketahuinya.
Contoh:
Seorang sarjana mengatakan, untuk apa belajar logika, toh semua orang bisa berlogika. Yang benar, logika dan ilmu logika itu berbeda. Logika, semua orang bisa. Tetapi, ilmu logika adalah sebuah ilmu yang harus dipelajari. Tidak semua orang belajar ilmu logika. Tidak semua orang mengerti ilmu logika.
Kesalahan berlogika karena hal yang dibicarakan belum diketahuinya.
Contoh:
Seorang sarjana mengatakan, untuk apa belajar logika, toh semua orang bisa berlogika. Yang benar, logika dan ilmu logika itu berbeda. Logika, semua orang bisa. Tetapi, ilmu logika adalah sebuah ilmu yang harus dipelajari. Tidak semua orang belajar ilmu logika. Tidak semua orang mengerti ilmu logika.
5. Profession Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami profesi seseorang.
Contoh:
Si A adalah seorang kritikus. Hampir tiap hari menulis kritik di koran. Lantas ada orang mengatakan bahwa Si A itu bisanya cuma mengritik. Ya, di negara manapun yang namanya kritikus tugasnya ya mengritik. Yang namanya penyiar radio tugasnya ya bicara saja. Yang namanya ustadz kerjanya ya berceramah saja.
Kesalahan berlogika karena tidak memahami profesi seseorang.
Contoh:
Si A adalah seorang kritikus. Hampir tiap hari menulis kritik di koran. Lantas ada orang mengatakan bahwa Si A itu bisanya cuma mengritik. Ya, di negara manapun yang namanya kritikus tugasnya ya mengritik. Yang namanya penyiar radio tugasnya ya bicara saja. Yang namanya ustadz kerjanya ya berceramah saja.
6. Ability Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri.
Contoh:
Pemerintah akan menambah PNS baru sebanyak 300.000 orang. Padahal, untuk membayar gaji PNS (yang sudah dinaikkan), pemerintah utang ke Jepang. Menggaji PNS yang ada saja tidak mampu, kok akan menambah 300.000 PNS baru.
Kesalahan berlogika karena tidak berdasarkan kemampuan diri sendiri.
Contoh:
Pemerintah akan menambah PNS baru sebanyak 300.000 orang. Padahal, untuk membayar gaji PNS (yang sudah dinaikkan), pemerintah utang ke Jepang. Menggaji PNS yang ada saja tidak mampu, kok akan menambah 300.000 PNS baru.
7. Written Logic Error:
Kesalahan berloka hanya berdasarkan pada tulisan.
Contoh:
Ketika Si A menulis surat pembaca berjudul : ”SBY Sang Demokrat Sejati”, maka orang mengira penulis tersebut pendukung SBY. Lain kali, Si A menulis surat pembaca berjudul “Akhirnya SBY Ingkar Janji”, orang menilai Si A anti-SBY,pro-Mega atau berasal dari partai gurem. Padahal Si A adalah penulis independen.
Kesalahan berloka hanya berdasarkan pada tulisan.
Contoh:
Ketika Si A menulis surat pembaca berjudul : ”SBY Sang Demokrat Sejati”, maka orang mengira penulis tersebut pendukung SBY. Lain kali, Si A menulis surat pembaca berjudul “Akhirnya SBY Ingkar Janji”, orang menilai Si A anti-SBY,pro-Mega atau berasal dari partai gurem. Padahal Si A adalah penulis independen.
8. Because Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak melihat penyebabnya.
Contoh:
Si A adalah anggota sebuah milis. Tiba-tiba dia menerima e-mail yang isinya mendiskreditkan atau mencaci maki . Si A pun membalas. Anehnya, moderator milis justru mengeluarkan Si A dari keanggotaan milis. Sedangkan Si-B yang merupakan penyebabnya tidak dikenakan sanksi apa-apa.
Kesalahan berlogika karena tidak melihat penyebabnya.
Contoh:
Si A adalah anggota sebuah milis. Tiba-tiba dia menerima e-mail yang isinya mendiskreditkan atau mencaci maki . Si A pun membalas. Anehnya, moderator milis justru mengeluarkan Si A dari keanggotaan milis. Sedangkan Si-B yang merupakan penyebabnya tidak dikenakan sanksi apa-apa.
9. End Logic Error:
Kesalahan berlogika karena hanya mengatakan hasil akhirnya saja.
Contoh:
Sebuah partai politik meng-klaim bahwa harga BBM turun tiga kali (75%). Padahal, sebelumnya telah dinaikkan tiga kali (naik 333.33%). Jadi, status sebenarnya masih naik 333,33%-75% = 258,33%. Namun yang digembar-gemborkan cuma yang turun tiga kali.
Kesalahan berlogika karena hanya mengatakan hasil akhirnya saja.
Contoh:
Sebuah partai politik meng-klaim bahwa harga BBM turun tiga kali (75%). Padahal, sebelumnya telah dinaikkan tiga kali (naik 333.33%). Jadi, status sebenarnya masih naik 333,33%-75% = 258,33%. Namun yang digembar-gemborkan cuma yang turun tiga kali.
10 Dislike Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap semua pendapat orang yang tidak disukainya adalah salah.
Contoh:
Si A tidak suka dengan Si B. Apapun yang ditulis atau dikatakan Si-B adalah merupakan tulisan atau ucapan yang salah.
Kesalahan berlogika karena menganggap semua pendapat orang yang tidak disukainya adalah salah.
Contoh:
Si A tidak suka dengan Si B. Apapun yang ditulis atau dikatakan Si-B adalah merupakan tulisan atau ucapan yang salah.
11. Like Logic Error atau Leader Logic Error:
Kesalahan berlogika karena seseorang menyukai seseorang sehingga semua pendapatnya dianggap benar.
Contoh:
Para peserta pengajian atau murid pondok pesantren berpendapat bahwa semua ucapan ustadz, ulama atau guru agamanya adalah benar. Benar 100 persen. Tidak mungkin salah. Padahal, seorang ustadz, ulama atau guru agama adalah manusia biasa yang ucapannya bisa saja salah.
Kesalahan berlogika karena seseorang menyukai seseorang sehingga semua pendapatnya dianggap benar.
Contoh:
Para peserta pengajian atau murid pondok pesantren berpendapat bahwa semua ucapan ustadz, ulama atau guru agamanya adalah benar. Benar 100 persen. Tidak mungkin salah. Padahal, seorang ustadz, ulama atau guru agama adalah manusia biasa yang ucapannya bisa saja salah.
12. Small Logic Error:
Kesalahan berlogika di mana mengerjakan yang kecil saja tidak mampu, kok akan mengerjakan yang besar.
Contoh:
Banyak capres yang punya visi akan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Padahal, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Jakarta saja tidak mampu. Apalagi se-Indonesia.
Kesalahan berlogika di mana mengerjakan yang kecil saja tidak mampu, kok akan mengerjakan yang besar.
Contoh:
Banyak capres yang punya visi akan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Padahal, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran di Jakarta saja tidak mampu. Apalagi se-Indonesia.
13. System Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak memahami arti sebuah sistem.
Contoh:
Ada yang mengatakan “Walaupun sistemnya baik, kalau manusianya tidak baik, maka hasilnyapun tidak baik”. Ini logika yang salah. Sebab, manusia merupakan bagian (subsystem) dari sebuah sistem. Artinya, sistem yang baik, termasuk juga faktor manusia yang baik. Sistem yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan sistem yang buruk akan menghasilkan hasil yang buruk.
Kesalahan berlogika akibat tidak memahami arti sebuah sistem.
Contoh:
Ada yang mengatakan “Walaupun sistemnya baik, kalau manusianya tidak baik, maka hasilnyapun tidak baik”. Ini logika yang salah. Sebab, manusia merupakan bagian (subsystem) dari sebuah sistem. Artinya, sistem yang baik, termasuk juga faktor manusia yang baik. Sistem yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan sistem yang buruk akan menghasilkan hasil yang buruk.
14. Definition Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak memahami definisinya.
Contoh:
Ada yang berpendapat bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak efektif untuk mengurangi angka kemiskinan.Ini logika yang salah. Sebab, BLT bukan program pengentasan kemiskinan, melainkan merupakan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang sifatnya hanya sementara saja.
Kesalahan berlogika akibat tidak memahami definisinya.
Contoh:
Ada yang berpendapat bahwa Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak efektif untuk mengurangi angka kemiskinan.Ini logika yang salah. Sebab, BLT bukan program pengentasan kemiskinan, melainkan merupakan Jaring Pengaman Sosial (JPS) yang sifatnya hanya sementara saja.
15. God Logic Error:
Kesalahan berlogika karena beranggapan kalau sudah mengatasnamakan Tuhan, tentu tidak bisa disalahkan.
Contoh:
Umat Islam sering berjanji dengan mengatakan “Insya Allah”. Kemudian ternyata dia ingkar dan tidak meminta maaf. Seolah-olah ingkar janji dengan mengatasnamakan Tuhan merupakan perbuatan yang tidak salah. Padahal, orang yang ingkar janji mempunyai tiga kewajiban. Pertama, melakukan konfirmasi atau pemberitahuan bahwa dia terpaksa tidak bisa menepati janji. Kedua, harus ada alasan yang kuat. Ketiga, tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Kesalahan berlogika karena beranggapan kalau sudah mengatasnamakan Tuhan, tentu tidak bisa disalahkan.
Contoh:
Umat Islam sering berjanji dengan mengatakan “Insya Allah”. Kemudian ternyata dia ingkar dan tidak meminta maaf. Seolah-olah ingkar janji dengan mengatasnamakan Tuhan merupakan perbuatan yang tidak salah. Padahal, orang yang ingkar janji mempunyai tiga kewajiban. Pertama, melakukan konfirmasi atau pemberitahuan bahwa dia terpaksa tidak bisa menepati janji. Kedua, harus ada alasan yang kuat. Ketiga, tidak mengulangi kesalahannya lagi.
16. Irrasional Logic Error
Kesalahan berlogika karena punya anggapan yang salah.
Contoh:
Ketika dukun cilik Ponari tidak praktek, maka para pasiennya berbuat tidak rasional. Antara lain, mencelupkan kartu nomor urut ke air di dalam gelas, kemudian meminumnya. Sebagian lagi mengambil air buangan dari kamar mandi Ponari. Air di saluran yang kotor itu diendapkan di gelas atau botol air mineral, kemudian diminumnya. Mereka beranggapan semua air di rumah Ponari bisa menyembuhkan penyakit.
Kesalahan berlogika karena punya anggapan yang salah.
Contoh:
Ketika dukun cilik Ponari tidak praktek, maka para pasiennya berbuat tidak rasional. Antara lain, mencelupkan kartu nomor urut ke air di dalam gelas, kemudian meminumnya. Sebagian lagi mengambil air buangan dari kamar mandi Ponari. Air di saluran yang kotor itu diendapkan di gelas atau botol air mineral, kemudian diminumnya. Mereka beranggapan semua air di rumah Ponari bisa menyembuhkan penyakit.
17. Breakdown Logic Error:
Kesalahan berlogika akibat tidak mampu menjabarkan tujuan.
Contoh:
Semua gubernur/bupati/walikota berkeinginan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di daerahnya masing-masing. Tetapi, tidak tahu bagaimana menjabarkan tujuan itu secara rinci.
Kesalahan berlogika akibat tidak mampu menjabarkan tujuan.
Contoh:
Semua gubernur/bupati/walikota berkeinginan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di daerahnya masing-masing. Tetapi, tidak tahu bagaimana menjabarkan tujuan itu secara rinci.
18. Nihil Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak menyadari kalau yang dilakukan tidak ada hasilnya.
Contoh:
Ketika Israel menyerang Palestina, maka ada gerakan yang mengajak boikot produk Amerika. Ini merupakan gerakan moral-politik yang positif. Tetapi, hasilnya nihil. Sebab, Amerika tetap tidak akan mengubah keputusan-keputusan politiknya.
Kesalahan berlogika karena tidak menyadari kalau yang dilakukan tidak ada hasilnya.
Contoh:
Ketika Israel menyerang Palestina, maka ada gerakan yang mengajak boikot produk Amerika. Ini merupakan gerakan moral-politik yang positif. Tetapi, hasilnya nihil. Sebab, Amerika tetap tidak akan mengubah keputusan-keputusan politiknya.
19. Objective Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah mengartikan tujuan.
Contoh:
Banyak orang beranggapan bahwa tujuan kuliah adalah mencari gelar sarjana. Padahal, tujuan kuliah sesungguhnya yaitu mencari,menuntut dan memperdalam ilmu pengetahuan.
Kesalahan berlogika karena salah mengartikan tujuan.
Contoh:
Banyak orang beranggapan bahwa tujuan kuliah adalah mencari gelar sarjana. Padahal, tujuan kuliah sesungguhnya yaitu mencari,menuntut dan memperdalam ilmu pengetahuan.
20. Unsignificant Logic Error:
Kesalahan berlogika karena sebuah hasil yang tidak signifikan.
Contoh:
Sebuah iklan politik di TV mengatakan, pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan. Padahal, dengan APBN lebih dari Rp 1.000 triliun, angka kemiskinan cuma turun kurang dari 1 persen. Sebuah hasil yang tidak signifikan.
Kesalahan berlogika karena sebuah hasil yang tidak signifikan.
Contoh:
Sebuah iklan politik di TV mengatakan, pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan. Padahal, dengan APBN lebih dari Rp 1.000 triliun, angka kemiskinan cuma turun kurang dari 1 persen. Sebuah hasil yang tidak signifikan.
21. Comparative Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah menggunakan basis perbandingan.
Contoh:
Ada yang mengatakan lulusan UI lebih berkualitas daripada lulusan UGM.Misalanya, Si A lulusan UI, matakuliah X mendapat nilai 90, sedangkan Si-B lulusan UGM di mana matakuliah X mendapat nilai 80. Orang menilai Si A lebih pandai daripada Si B. Padahal, materi kuliah Si A cuma 100 halaman, sedangkan materi kuliah Si B 300 halaman. Seharusnya, membandingkan sesuatu harus berdasarkan basis yang sama.
Kesalahan berlogika karena salah menggunakan basis perbandingan.
Contoh:
Ada yang mengatakan lulusan UI lebih berkualitas daripada lulusan UGM.Misalanya, Si A lulusan UI, matakuliah X mendapat nilai 90, sedangkan Si-B lulusan UGM di mana matakuliah X mendapat nilai 80. Orang menilai Si A lebih pandai daripada Si B. Padahal, materi kuliah Si A cuma 100 halaman, sedangkan materi kuliah Si B 300 halaman. Seharusnya, membandingkan sesuatu harus berdasarkan basis yang sama.
22. Survei Logic Error:
Kesalahan berlogika karena hasil survei dianggap 100 persen benar.
Contoh:
Hasil survei politik menunjukkan bahwa capres A adalah yang paling populer. Maka para pemilihpun terpengaruh. Diapun akhirnya memilih Si A. Padahal, kriteria capres berkualitas tidak cukup dari faktor popularitas saja, melainkan juga faktor kepemimpinan (leadership), prestasi yang pernah dilakukan, moralitas, dll.
Kesalahan berlogika karena hasil survei dianggap 100 persen benar.
Contoh:
Hasil survei politik menunjukkan bahwa capres A adalah yang paling populer. Maka para pemilihpun terpengaruh. Diapun akhirnya memilih Si A. Padahal, kriteria capres berkualitas tidak cukup dari faktor popularitas saja, melainkan juga faktor kepemimpinan (leadership), prestasi yang pernah dilakukan, moralitas, dll.
23. Personal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena belum mengenal pribadi seseorang.
Contoh:
Dalam kehidupan sering kita temukan orang menilai tanpa mengenal orang yang bersangkutan. Misalnya, Si A menilai Si B itu sombong, pelit, sok pintar, dll. Padahal, kenal saja belum.
Kesalahan berlogika karena belum mengenal pribadi seseorang.
Contoh:
Dalam kehidupan sering kita temukan orang menilai tanpa mengenal orang yang bersangkutan. Misalnya, Si A menilai Si B itu sombong, pelit, sok pintar, dll. Padahal, kenal saja belum.
24. Factor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memperhatikan faktor yang lain.
Contoh:
Ketika harga BBM naik, maka tarif transportasi umum juga naik. Ketika harga BBM turun maka pemerintah memerintahkan tarif transportasi umum juga turun. Artinya, pemerintah hanya melihat naik turunnya tarif transportasi umum hanya dari harga BBM saja. Padahal ketika harga BBM naik, harga suku cadang, sembako dan setoran naik. Ketika harga BBM turun, harga suku cadangan, sembako dan setoran tidak turun
Kesalahan berlogika karena tidak memperhatikan faktor yang lain.
Contoh:
Ketika harga BBM naik, maka tarif transportasi umum juga naik. Ketika harga BBM turun maka pemerintah memerintahkan tarif transportasi umum juga turun. Artinya, pemerintah hanya melihat naik turunnya tarif transportasi umum hanya dari harga BBM saja. Padahal ketika harga BBM naik, harga suku cadang, sembako dan setoran naik. Ketika harga BBM turun, harga suku cadangan, sembako dan setoran tidak turun
25. Appeal Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap sebuah imbauan bisa menyelesaikan masalah.
Contoh:
Pemerintah mengimbau agar masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri supaya perusahan-perusahaan dalam negeri tidak merugi atau bangkrut. Padahal persoalannya tidak cukup di situ. Kalau produk dalam negeri berkualitas tinggi dengan harga lebih dibandingkan produk sejenis yang diimpor, otomatis masyarakat akan memilih produk dalam negeri.
Kesalahan berlogika karena menganggap sebuah imbauan bisa menyelesaikan masalah.
Contoh:
Pemerintah mengimbau agar masyarakat Indonesia menggunakan produk dalam negeri supaya perusahan-perusahaan dalam negeri tidak merugi atau bangkrut. Padahal persoalannya tidak cukup di situ. Kalau produk dalam negeri berkualitas tinggi dengan harga lebih dibandingkan produk sejenis yang diimpor, otomatis masyarakat akan memilih produk dalam negeri.
26. Popular Logic Error:
Kesalahan berlogika karena beranggapan orang yang populer itu orang yang mampu.
Contoh:
Beberapa lembaga survei politik mengumumkan hasil survei bahwa capres Si “A” adalah yang paling populer. Lantas, calon pemilih beranggapan bahwa Si “A” pasti mampu mengelola bangsa dan negara. Padahal, ukuran mampu atau tidak, tidak terletak kepada populer atau tidak populernya seseorang, tetapi terletak pada prestasi-prestasi yang pernah dimiliki capres tersebut.
Kesalahan berlogika karena beranggapan orang yang populer itu orang yang mampu.
Contoh:
Beberapa lembaga survei politik mengumumkan hasil survei bahwa capres Si “A” adalah yang paling populer. Lantas, calon pemilih beranggapan bahwa Si “A” pasti mampu mengelola bangsa dan negara. Padahal, ukuran mampu atau tidak, tidak terletak kepada populer atau tidak populernya seseorang, tetapi terletak pada prestasi-prestasi yang pernah dimiliki capres tersebut.
27. Accurate Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak teliti membaca sebuah kalimat.
Contoh:
Si A pernah menulis di koran. Dia mengusulkan agar tujuh kata perlu dituliskan di belakang kata “Ketuhanan yang Mahasa Esa” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Melaksanakan Syariat Agama bagi Para Pemeluknya”. Lantas Si B mengatakan bahwa Indonesia bukanlah Negara Islam. Si B tidak teliti membaca kalimat, sebab di dalam tujuh kata yang diusulkan, tidak ada kata Islam. Yang ada adalah kata Agama.
Kesalahan berlogika karena tidak teliti membaca sebuah kalimat.
Contoh:
Si A pernah menulis di koran. Dia mengusulkan agar tujuh kata perlu dituliskan di belakang kata “Ketuhanan yang Mahasa Esa” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Kewajiban Melaksanakan Syariat Agama bagi Para Pemeluknya”. Lantas Si B mengatakan bahwa Indonesia bukanlah Negara Islam. Si B tidak teliti membaca kalimat, sebab di dalam tujuh kata yang diusulkan, tidak ada kata Islam. Yang ada adalah kata Agama.
28. Similar Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap semuanya sama.
Contoh:
Si A memesan teralis untuk lima jendelanya yang ukurannya kelihatannya sama. Tukang las datang dan hanya mengukur satu jendela saja. Setelah selesai, ternyata empat teralis lainnya tidak bisa dipasang karena terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu panjang atau terlalu pendek. Ini akibat tukang las menganggap semua jendela ukurannya sama persis.
Kesalahan berlogika karena menganggap semuanya sama.
Contoh:
Si A memesan teralis untuk lima jendelanya yang ukurannya kelihatannya sama. Tukang las datang dan hanya mengukur satu jendela saja. Setelah selesai, ternyata empat teralis lainnya tidak bisa dipasang karena terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu panjang atau terlalu pendek. Ini akibat tukang las menganggap semua jendela ukurannya sama persis.
29. Symbolic Logic Error:
Kesalahan berlogika karena ingin dihargai orang lain karena memakai gelar.
Contoh:
Banyak orang Indonesia memakai gelar sarjana atau gelar haji dengan harapan ingin dihargai orang lain (sebagai status sosial). Padahal, kalau ingin dihargai orang lain syaratnya yaitu bertingkah laku dan bermoral baik.
Kesalahan berlogika karena ingin dihargai orang lain karena memakai gelar.
Contoh:
Banyak orang Indonesia memakai gelar sarjana atau gelar haji dengan harapan ingin dihargai orang lain (sebagai status sosial). Padahal, kalau ingin dihargai orang lain syaratnya yaitu bertingkah laku dan bermoral baik.
30. Analogy Logic Error:
Kesalahan berlogika karena salah menggunakan analogi atau perbandingan.
Contoh:
Si A berpendapat bahwa semua umat beragama di dunia ini sebenarnya menyembah batu. Buddha menyembah patung Buddha Gautama, Kristen menyembah patung Yesus, Shinto menyembah matahari dan Islam menyembah batu yang ada di dalam Kaabah. Tentu itu merupakan analogi yang salah. Apa yang dilakukan oleh agama Buddha, Kristen dan Shinto adalah sebuah simbolis saja dan dibalik simbol itu ada Yang Maha Kuasa. Sedangkan umat Islam shalat menghadap kiblat/Kaabah bukan menyembah batu, tetapi merupakan simbol persatuan, kesatuan dan satu tujuan yang sama, yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Kesalahan berlogika karena salah menggunakan analogi atau perbandingan.
Contoh:
Si A berpendapat bahwa semua umat beragama di dunia ini sebenarnya menyembah batu. Buddha menyembah patung Buddha Gautama, Kristen menyembah patung Yesus, Shinto menyembah matahari dan Islam menyembah batu yang ada di dalam Kaabah. Tentu itu merupakan analogi yang salah. Apa yang dilakukan oleh agama Buddha, Kristen dan Shinto adalah sebuah simbolis saja dan dibalik simbol itu ada Yang Maha Kuasa. Sedangkan umat Islam shalat menghadap kiblat/Kaabah bukan menyembah batu, tetapi merupakan simbol persatuan, kesatuan dan satu tujuan yang sama, yaitu menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
31. Other is Me Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menganggap keberhasilan orang lain sebagai keberhasilan dirinya.
Contoh:
Parpol A mengklaim bahwa swasembada beras adalah hasil kerja kerasnya, padahal yang benar partai B lah yang melakukannya, sebab menteri pertaniannya berasal dari partai B. Pemerintah mengklaim bahwa cadangan devisa besar karena usahanya, padahal itu hasil kerja keras para TKI, eksportir dan para pelaku bisnis wisata.
Kesalahan berlogika karena menganggap keberhasilan orang lain sebagai keberhasilan dirinya.
Contoh:
Parpol A mengklaim bahwa swasembada beras adalah hasil kerja kerasnya, padahal yang benar partai B lah yang melakukannya, sebab menteri pertaniannya berasal dari partai B. Pemerintah mengklaim bahwa cadangan devisa besar karena usahanya, padahal itu hasil kerja keras para TKI, eksportir dan para pelaku bisnis wisata.
32. Deficit Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menggunakan APBN/APBD defisit.
Contoh:
Pemerintah yang menggunakan APBN/APBD defisit, akan terbebani utang terus-menerus hingga ouluhan/ratusan tahun. Hal ini karena cara berlogika yang salah, yaitu “APBN/APBD disusun sesuai dengan kebutuhan. Padahal logika yang benar yaitu, kebutuhan harus disusun berdasarkan kemampuan APBN/APBD tanpa defisit.
Kesalahan berlogika karena menggunakan APBN/APBD defisit.
Contoh:
Pemerintah yang menggunakan APBN/APBD defisit, akan terbebani utang terus-menerus hingga ouluhan/ratusan tahun. Hal ini karena cara berlogika yang salah, yaitu “APBN/APBD disusun sesuai dengan kebutuhan. Padahal logika yang benar yaitu, kebutuhan harus disusun berdasarkan kemampuan APBN/APBD tanpa defisit.
33. Performance Logic Error:
Kesalahan berlogika karena menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.
Contoh:
Si A menjalin kerja sama bisnis dengan Si-B yang berjilbab dan Si-C yang berpecil. Tidak ada perjanjian tertulis. Si A menganggap Si-B dan Si-C orang baik-baik. Belakangan, Si A baru sadar kalau dia ditipu oleh Si B dan Si C.
Kesalahan berlogika karena menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.
Contoh:
Si A menjalin kerja sama bisnis dengan Si-B yang berjilbab dan Si-C yang berpecil. Tidak ada perjanjian tertulis. Si A menganggap Si-B dan Si-C orang baik-baik. Belakangan, Si A baru sadar kalau dia ditipu oleh Si B dan Si C.
34. Start Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membuat perbandingan dengan kondisi start yang tidak sama.
Contoh:
Pendukung Presiden A mengklaim bahwa pemberantasan korupsi di era Presiden A jauh lebih baik dibandingkan presiden sebelumnya, yaitu Presiden B. Tentu, ini merupakan perbandingan yang tidak fair karena di era Presiden B, Kompisi Pemberantasan Korupsi baru dibentuk, sedangkan di era Presiden A komisi tersebut sudah bisa menjalankan tugas-tugasnya.
Kesalahan berlogika karena membuat perbandingan dengan kondisi start yang tidak sama.
Contoh:
Pendukung Presiden A mengklaim bahwa pemberantasan korupsi di era Presiden A jauh lebih baik dibandingkan presiden sebelumnya, yaitu Presiden B. Tentu, ini merupakan perbandingan yang tidak fair karena di era Presiden B, Kompisi Pemberantasan Korupsi baru dibentuk, sedangkan di era Presiden A komisi tersebut sudah bisa menjalankan tugas-tugasnya.
35. God LogicError:
Kesalahan berlogika karena masing-masing mengklaim pendapatnya yang paling benar, padahal itu wewenangnya Tuhan.
Contoh:
Ulama A berpendapat, jika manusai mempunyai 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia bisa langsung masuk sorga dan semua dosa-dosanya akan diampuni. Sedangkan ulama B berpendapat bahwa, jika ada manusia punya 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia harus masuk neraka dulu untuk menebus semua dosanya. Sesudah itu baru diterima di sorga. Mana yang benar? Hanya Tuhan yang Maha Tahu.
Kesalahan berlogika karena masing-masing mengklaim pendapatnya yang paling benar, padahal itu wewenangnya Tuhan.
Contoh:
Ulama A berpendapat, jika manusai mempunyai 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia bisa langsung masuk sorga dan semua dosa-dosanya akan diampuni. Sedangkan ulama B berpendapat bahwa, jika ada manusia punya 49 persen dosa dan 51 persen pahala, maka dia harus masuk neraka dulu untuk menebus semua dosanya. Sesudah itu baru diterima di sorga. Mana yang benar? Hanya Tuhan yang Maha Tahu.
36. Darwin Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak tahu adanya link yang hilang.
Contoh:
Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari kera. Namun, Darwin tidak mampu membuktikan teorinya berdasarkan teori-teori biologi, melainkan hanya berdasarkan teori evolusi berdasarkan penelitiannya sendiri. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini anak kera tetap menjadi kera dan anak manusia tetap menjadi manusia. Yang benar, manusia purba memang mirip kera, baik wajah maupun bulu-bulu di tubuhnya.
Kesalahan berlogika karena tidak tahu adanya link yang hilang.
Contoh:
Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari kera. Namun, Darwin tidak mampu membuktikan teorinya berdasarkan teori-teori biologi, melainkan hanya berdasarkan teori evolusi berdasarkan penelitiannya sendiri. Fakta menunjukkan bahwa sampai hari ini anak kera tetap menjadi kera dan anak manusia tetap menjadi manusia. Yang benar, manusia purba memang mirip kera, baik wajah maupun bulu-bulu di tubuhnya.
37. Scope Logic Error:
Kesalahan berlogika karena. melihat persoalan hanya pada lingkup tertentu saja.
Contoh:
Seorang anggota DPRRI mengatakan bahwa kalau ada artis jadi anggota DPRRI, itu sama saja bunuh diri. Soalnya, penghasilan artis jauh lebih banyak daripada anggota dewan. Tentu, kesalahan logikanya hanya melihat artis yang sedang banyak order. Bagaimana jika yang ingin jadi anggota dewan adalah artis yang sudah tidak laku atau sepi order? Tentu, penghasilan sebagai anggota dewan jauh lebih tinggi.
Kesalahan berlogika karena. melihat persoalan hanya pada lingkup tertentu saja.
Contoh:
Seorang anggota DPRRI mengatakan bahwa kalau ada artis jadi anggota DPRRI, itu sama saja bunuh diri. Soalnya, penghasilan artis jauh lebih banyak daripada anggota dewan. Tentu, kesalahan logikanya hanya melihat artis yang sedang banyak order. Bagaimana jika yang ingin jadi anggota dewan adalah artis yang sudah tidak laku atau sepi order? Tentu, penghasilan sebagai anggota dewan jauh lebih tinggi.
38. Believe Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berdasarkan kepercayaan saja.
Contoh:
Si A percaya bahwa semua yang dikatakan Si B adalah benar. Padahal, apa yang dikatakan Si B belum tentu benar. Sebaliknya Si B menganggap Si A pembohong. Padahal Si A selalu berkata jujur
Kesalahan berlogika karena berdasarkan kepercayaan saja.
Contoh:
Si A percaya bahwa semua yang dikatakan Si B adalah benar. Padahal, apa yang dikatakan Si B belum tentu benar. Sebaliknya Si B menganggap Si A pembohong. Padahal Si A selalu berkata jujur
39. Specification Logic Error:
Kesalahan berlogika karena tidak memahami spesifikasi.
Contoh:
Si A ingin membeli komputer Pentium 4 di Toko X. Si A menganggap harga di Toko X mahal. Dia kemudian ke Toko Y. Ternyata di Toko Y harga Pentium 4 lebih murah. Padahal, ada perbedaan spesifikasi komputer di Toko X dan Toko Y. Di Toko X komputer Pentium 4 memiliki spesifikasi RAM 512 MB dan harddisk 80 GB. Sedangkan di Toko B memiliki spesifikasi RAM 128 MB dan harddisk 10 GB.
Kesalahan berlogika karena tidak memahami spesifikasi.
Contoh:
Si A ingin membeli komputer Pentium 4 di Toko X. Si A menganggap harga di Toko X mahal. Dia kemudian ke Toko Y. Ternyata di Toko Y harga Pentium 4 lebih murah. Padahal, ada perbedaan spesifikasi komputer di Toko X dan Toko Y. Di Toko X komputer Pentium 4 memiliki spesifikasi RAM 512 MB dan harddisk 80 GB. Sedangkan di Toko B memiliki spesifikasi RAM 128 MB dan harddisk 10 GB.
40. Skill Logic Error:
Kesalahan berlogika karena merasa memiliki keahlian lain.
Contoh:
Si A adalah tukang reparasi arloji. Suatu hari datang Si B membawa mesin ketik manual yang rusak. Dia tanya, apakah Si A bisa memperbaikinya. Si A berlogika, kalau memperbaiki arloji yang rumit saja bisa, tentu memperbaiki mesin ketik yang sederhana tentu bisa. Namun, setelah dicoba, kenyataannya Si A tidak bisa.
Kesalahan berlogika karena merasa memiliki keahlian lain.
Contoh:
Si A adalah tukang reparasi arloji. Suatu hari datang Si B membawa mesin ketik manual yang rusak. Dia tanya, apakah Si A bisa memperbaikinya. Si A berlogika, kalau memperbaiki arloji yang rumit saja bisa, tentu memperbaiki mesin ketik yang sederhana tentu bisa. Namun, setelah dicoba, kenyataannya Si A tidak bisa.
41. Tricycle Motor Logic Error:
Kesalahan berlogika karena adanya anggapan yang salah.
Contoh:
Banyak yang beranggapan bahwa sepeda motor beroda tiga hanya boleh dikendarai oleh orang yang cacat, misalnya cacat kaki. padahal, semua orang boleh saja mengendarai motor tersebut.
Kesalahan berlogika karena adanya anggapan yang salah.
Contoh:
Banyak yang beranggapan bahwa sepeda motor beroda tiga hanya boleh dikendarai oleh orang yang cacat, misalnya cacat kaki. padahal, semua orang boleh saja mengendarai motor tersebut.
42. Other Logic Error:
Kesalahan berlogika karena membanggakan orang lain.
Contoh:
Si A dalam bicaranya selalu membanggakan orang lain. Padahal, belum tentu orang yang dibanggakan belum tentu berkualitas.
Kesalahan berlogika karena membanggakan orang lain.
Contoh:
Si A dalam bicaranya selalu membanggakan orang lain. Padahal, belum tentu orang yang dibanggakan belum tentu berkualitas.
43. Say Logic Error:
Kesalahan berlogika karena berbicara berdasar pendapat orang lain.
Contoh:
Si A di dalam berdiskusi atau berdebat selalu membawa-bawa ucapan orang lain (ulama, ustadz, ketua RT.RW, dan lain-lain) dan orang-orang lain yang dianggap berwibawa. Seolah-olah pendapat orang lain pasti benar. Padahal, belum tentu pendapat orang lain benar.
Kesalahan berlogika karena berbicara berdasar pendapat orang lain.
Contoh:
Si A di dalam berdiskusi atau berdebat selalu membawa-bawa ucapan orang lain (ulama, ustadz, ketua RT.RW, dan lain-lain) dan orang-orang lain yang dianggap berwibawa. Seolah-olah pendapat orang lain pasti benar. Padahal, belum tentu pendapat orang lain benar.
44. Diabetes Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengira penyakit diabetes hanya karena gula.
Contoh:
Sampai hari ini Si A beranggapan bahwa penyakit diabetes hanya diakibatkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula. Padahal, diabetes juga bisa terjadi karena karena keturunan.
Kesalahan berlogika karena mengira penyakit diabetes hanya karena gula.
Contoh:
Sampai hari ini Si A beranggapan bahwa penyakit diabetes hanya diakibatkan oleh terlalu banyak mengonsumsi gula. Padahal, diabetes juga bisa terjadi karena karena keturunan.
45. Question Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengajukan pertanyaan yang tidak lengkap.
Contoh:
Rombongan mahasiswa rekreasi ke Pantai Rida, Jawa Barat. Untuk ke Pulau Rida, mereka harus naik perahu. Pimpinan rombongan bertanya, berapa biaya ke Pulau Rida. Tukang perahu menjawab Rp 50.000. Merekapun berangkat. Ketika akan pulang, tukang perahu bilang, kalau kembali ke pantai, biayanya Rp 100.000. Seharusnya, pimpinan rombongan bertanya berapa biaya pergi-pulang.
Kesalahan berlogika karena mengajukan pertanyaan yang tidak lengkap.
Contoh:
Rombongan mahasiswa rekreasi ke Pantai Rida, Jawa Barat. Untuk ke Pulau Rida, mereka harus naik perahu. Pimpinan rombongan bertanya, berapa biaya ke Pulau Rida. Tukang perahu menjawab Rp 50.000. Merekapun berangkat. Ketika akan pulang, tukang perahu bilang, kalau kembali ke pantai, biayanya Rp 100.000. Seharusnya, pimpinan rombongan bertanya berapa biaya pergi-pulang.
46. Natural Resources Logic Error
Kesalahan berlogika karena tidak mau memprioritaskan kekayaan alam.
Contoh:
Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sayang, kekayaan alam berupa tambang diserahkan ke investorasing dengan keuntungan yang jauh besar. Sementara itu sektor pertanian dan maritim tidak pernah menjadi prioritas utama di dalam APBN. Pemerintah lebih suka mengundang investor di bidang industri dan manufaktur.
Kesalahan berlogika karena tidak mau memprioritaskan kekayaan alam.
Contoh:
Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Sayang, kekayaan alam berupa tambang diserahkan ke investorasing dengan keuntungan yang jauh besar. Sementara itu sektor pertanian dan maritim tidak pernah menjadi prioritas utama di dalam APBN. Pemerintah lebih suka mengundang investor di bidang industri dan manufaktur.
47. Debt Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mengandaikan pelunasan utang tanpa berpijak kepada realitas.
Contoh:
Ada yang berpendapat, Indonesia akan mampu melunasi semua utang luar maupun dalam negeri pada 2040. Itupun dengan asumsi pemerintahan mendatang tidak membuat utang lagi. Apa bisa? Tentu, tidak ada jaminan bahwa pemerintahan mendatang tidak akan membuat utang lagi kecuali harus ada undang-undangnya. Bahkan kalau perlu UUD 1945 berlu direvisi lagi.
Kesalahan berlogika karena mengandaikan pelunasan utang tanpa berpijak kepada realitas.
Contoh:
Ada yang berpendapat, Indonesia akan mampu melunasi semua utang luar maupun dalam negeri pada 2040. Itupun dengan asumsi pemerintahan mendatang tidak membuat utang lagi. Apa bisa? Tentu, tidak ada jaminan bahwa pemerintahan mendatang tidak akan membuat utang lagi kecuali harus ada undang-undangnya. Bahkan kalau perlu UUD 1945 berlu direvisi lagi.
48. Target Logic Error:
Kesalahan berlogika karena mudah bergesernya target.
Contoh:
Pemerintah punya target, pada 2009 Indonesia bisa swasembada kedelai. Ternyata meleset. Lantas targetnya digeser ke 2014. Tentu ini cara berlogika yang salah. Yang benar, pemerintah telah gagal merealisasikan target 2009.
Kesalahan berlogika karena mudah bergesernya target.
Contoh:
Pemerintah punya target, pada 2009 Indonesia bisa swasembada kedelai. Ternyata meleset. Lantas targetnya digeser ke 2014. Tentu ini cara berlogika yang salah. Yang benar, pemerintah telah gagal merealisasikan target 2009.
49. Doctor Logic Error
Kesalahan berlogika karena menganggap seorang dokter tidak mungkin bisa sakit.
Contoh:
Suatu hari Si A ke seorang dokter langganannya. Ternyata tutup. Di pintu ada pengumuman bahwa dokter tidak buka praktek karena sakit. Si A pun heran. Katanya, dokter kok bisa sakit. Bukankah dokter itu mengerti tentang ilmu kesehatan dan tahu caranya menghindari atau menyembuhkan penyakit? Si A lupa bahwa dokter adalah manusia biasa yang bisa sakit. Bahkan nabipun bisa sakit.
Kesalahan berlogika karena menganggap seorang dokter tidak mungkin bisa sakit.
Contoh:
Suatu hari Si A ke seorang dokter langganannya. Ternyata tutup. Di pintu ada pengumuman bahwa dokter tidak buka praktek karena sakit. Si A pun heran. Katanya, dokter kok bisa sakit. Bukankah dokter itu mengerti tentang ilmu kesehatan dan tahu caranya menghindari atau menyembuhkan penyakit? Si A lupa bahwa dokter adalah manusia biasa yang bisa sakit. Bahkan nabipun bisa sakit.
Apakah anda termasuk di dalamnya????
No comments:
Post a Comment